Jumat, 15 Maret 2019

dr. Soetomo




 
Mengenal Lebih Jauh dr. Soetomo
  
A.  Perjalanan Hidup Soetomo
Soetomo (bernama asli Subroto) lahir di Ngepeh, Loceret, Nganjuk, Jawa Timur, pada 30 Juli 1888. Pada waktu belajar di STOVIA (Sekolah Dokter) ia sering bertukar pikiran dengan pelajar-pelajar lain tentang penderitaan rakyat akibat penjajahan Belanda.
Terkesan oleh saran dr. Wahidin untuk memajukan pendidikan sebagai jalan untuk membebaskan bangsa dari penjajahan, pada 20 Mei 1908 para pelajar STOVIA mendirikan Budi Utomo, organisasi modern pertama yang lahir di Indonesia dan Soetomo diangkat sebagai ketuanya. Tujuan organisasi itu ialah memajukan pengajaran dan kebudayaan.
Setelah lulus dari STOVIA tahun 1911, Soetomo bertugas sebagai dokter, mula-mula di Semarang, lalu dipindahkan ke Tuban, Lubuk Pakam (Sumatera Timur) dan akhirnya ke Malang. Sewaktu bertugas di Malang, ia berhasil membasmi wabah pes yang melanda daerah Magetan. Sering berpindah tempat itu ternyata membawa manfaat. Ia semakin banyak mengetahui kesengsaraan rakyat dan secara langsung dapat membantu mereka. Sebagai dokter, adakalanya pasien dibebaskan dari pembayaran.
 
Soetomo bertemu dengan seorang suster Belanda bernama Everdina yang kala itu sedang bertugas di rumah sakit daerah Blora, dan mencoba untuk menghapus kesedihan Everdina karena ditinggal suami meninggal dunia. Hubungan mereka terus berlanjut, namun tidak mendapat restu karena dianggap tak pantas menikahi seorang wanita Belanda. Namun akhirnya, keduanya tetap menikah walaupun banyak perbedaan yang dilalui. 
 
Soetomo memperoleh kesempatan memperdalam pengetahuan di Belanda tahun 1919. Setibanya kembali di tanah air, ia melihat kelemahan yang ada pada Budi Utomo. Waktu itu sudah banyak berdiri partai politik. Karena itu, diusahakannya agar Budi Utomo bergerak di bidang politik dan keanggotaannya terbuka buat seluruh rakyat.
Pada tahun 1924 dr. Soetomo mendirikan Indonesische Studie Club (ISC) yang merupakan wabah bagi kaum terpelajar Indonesia. ISC berhasil mendirikan sekolah tenun, bank kredit, koperasi dan sebagainya. Pada tahun 1931 ISC berganti nama menjadi Persatuan Bangsa Indonesia (PBI). Di bawah pimpinan Soetomo PBI cepat berkembang. Sementara itu, tekanan-tekanan dari Pemerintah Belanda terhadap pergerakan nasional semakin keras, oleh karena itu, pada Desember 1935 Budi Utomo dan PBI digabungkan menjadi satu dengan nama Parindra. Soetomo diangkat menjadi ketua. Parindra berjuang untuk mencapai Indonesia merdeka. Selain bergerak di bidang politik dan kedokteran, ia giat pula di bidang kewartawanan dan memimpin berbagai surat kabar.
Dibalik ketegarannya, sang istri Everdina jatuh sakit dan akhirnya meninggal dunia pada Februari 1934. Kematian sang istri menimbulkan kesedihan mendalam terhadap diri Soetomo.
Akhirnya pendiri Budi Utomo, tokoh kebangkitan nasional ini menghembuskan nafas terakhir tanggal 30 Mei 1938 di Surabaya, Jawa Timur, pada umur 49 tahun.



B.       Sejarah Budi Utomo


Sejarah organisasi Budi Utomo dilatar belakangi oleh beberapa hal. Sebelum membentuk Budi Utomo, dokter Wahidin Sudirohusodo awalnya melakukan kampanye pada tahun 1906-1907 di kalangan priayi Jawa. Kampanye tersebut bertujuan untuk meningkatkan martabat bangsa beserta rakyatnya. dokter Wahidin Sudirohusodo membentuk Dana Pelajar (Studiefonds) untuk para pemuda yang cerdas namun tidak mempunyai biaya sekolah. Lembaga ini dibentuk demi meningkatkan kualitas pendidikan bagi rakyatnya. Kemudian pada tahun 1907 akhir, Dr. Sutomo bertemu dengan dr. Wahidin. Setelah pertemuan itu Sutomo menceritakan maksud dan tujuan dari dr. Wahidin kepada teman teman STOVIA.
Dalam sejarah organisasi Budi Utomo, organisasi ini dibentuk dengan tujuan awal untuk membentuk dana pelajar. Namun setelah itu organisasi Budi Utomo diperluas jangkauannya. Nama Budi Utomo terdiri dari kata "Budi" yang artinya tabiat/perangai dan kata "Utomo" yang artinya luhur/baik. Dengan begitu istilah Budi Utomo berarti kelompok yang ingin mencapai sesuatu hal dengan berdasar pada kebaikan, tabiat/perangai, dan keluhuran budi
Dr. Sutomo menjelaskan gagasannya ini di STOVIA pada tanggal 20 Mei 1908 atau lebih tepatnya hari Minggu pukul 9 pagi. Beliau menjelaskan kepada para pemuda STOVIA bahwa masa depan bangsa dan tanah air ini berada ditangan mereka. Pada saat itulah berdiri organisasi Budi Utomo (Boedi Oetomo). Para pemuda STOVIA menyadari disamping organisasi iu masih ada pendidikan kedokteran yang harus diselesaikan. Maka dari itu muncul gagasan untuk membentuk ketua Budi Utomo yang berasal dari kaum tua. Sedangkan kaum muda hanya bertugas untuk menjalankan organisasi tersebut. Hal inilah yang mendasari sejarah organisasi Budi Utomo.
Dalam sejarah organisasi Budi Utomo, telah terdapat beberapa pergantian pemimpin dalam kurun waktu sepuluh tahun pertama. Pemimpin Budi Utomo kebanyakan berasal dari kalangan bangsawan keraton maupun kalangan priayi. Contohnya mantan Bupati Karanganyar sebagai presiden pertama Budi Utomo, Pangeran Ario Noto Dirodjo (Keraton Pakualaman), dan Raden Adipati Tirtokoesoemo.
Sejarah organisasi Budi Utomo ini dibentuk dengan tujuan tertentu. Tujuan pembentukan Budi Utomo ialah untuk memajukan bangsa Madura dan Jawa serta membentuk negara yang rukun. Untuk mewujudkan tujuan tersebut dilakukan beberapa cara seperti:
·                     Memajukan pendidikan bangsa sesuai cita cita dr. Wahidin.
·                     Memajukan bidang perekonomian seperti perdagangan, pertanian dan peternakan.
·                     Mengembangkan teknik dan memajukan bidang industri.
·                     Menghidupkan kembali budaya kita



C.       Peninggalan Kebangkitan Nasional
“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya.”
Pada zaman modern ini, tentunya kaum milenial sepatutnya untuk selalu menjaga peninggalan sejarah pada masa lampau. Salah satunya ialah Budi Utomo serta yang selalu dikaitkan dengan Kebangkitan Nasional.
Untuk selalu menghargai dan mengingat jasa para pahlawan, kini sudah diresmikan dan dibangun beberapa tempat untuk mengetahu sejarag-sejarah Kebangkitan Nasional antara lain;

·         Museum Kebangkitan Nasional


Bangunan ini dahulu adalah STOVIA, dimana dr.Soetomo menimba ilmu untuk menjadi seorang dokter. Kini dijadikan Museum Kebangkitan Nasional oleh pemerintah. Gedung ini terletak di tengah pusat kota Jakarta yaitu di Jl. Abdul Rachman Saleh No.26, Senen, Jakarta Pusat. Di dalam museum ini terdapat benda-benda bersejarah dan diorama tokok-tokoh nasional salah satunya dr.Soetomo.

·         Universitas 



·         Rumah Sakit di Surabaya 




·         Museum dr.Soetomo



Museum ini diresmikan pada tahun 2017 oleh Walikota Surabaya, Ibu Risma sebagai tanda cinta masyarakat dan apresiasi pemerintah terhadap para pahlawan khususnya di Surabaya karena banyak sekali peninggalan pada masa dahulu di Kota Pahlawan tersebut.








Sumber :
  • Buku cerita bergambar "Soetomo" dari Museum Kebangkitan Nasional tahun 2017.
 Penulis : Nurita Nada N (15516585)

1 komentar: