Selasa, 16 Mei 2017

EARTH



TEORI TERBENTUKNYA BUMI


A.    Pengertian Bumi
Bumi terbentuk dimulai kurang lebih 4,56 milyar tahun yang lalu dan mengalami beberapa perkembangan. Bumi sebagai salah satu planet yang termasuk dalam sistem tata surya di alam semesta ini tidak diam melainkan melakukan perputaran pada porosnya (rotasi) dan bergerak mengelilingi matahari (revolusi) sebagai pusat sistem tata surya. Ilmu yang mempelajari tentang bumi disebut geologi. Sedangkan cabang ilmu yang mempelajari khusus mengenai materi dan proses pembentukannya baik permukaan atau di dalam bumi disebut geologi fisik. 
Proses terbentuknya bumi tidak terlepas dari proses terbentuknya tata surya kita. Dalam perkembangannya terciptalah beberapa hipotesa tentang pembentukan bumi yang berkesinambungan dengan hipotesa terbentuknya alam semesta.
Planet kita ini juga terdiri dari 70% air. Kira kira, 200 juta tahun yang lalu bentuk-bentuk kerak di Bumi sebagian besarnya adalah daratan atau yang lebih dikenal dengan sebutan pangea.
Lalu beberapa juta tahun kemudian daratan tersebut terbelah menjadi daratan besar. Yaitu laurasia (Amerika Utara, Eropa, Bagian Asia Tengah, dan Asia Timur). Dan daratan yang lainnya adalah yondwana (Amerika India, Australia, Amerika Selatan, dan beberapa bagian asia yang tersisa). Selanjutnya bagian bagian dari benua besar tersebut terpecah-pecah kembali dan saling bertabrakan dengan bagian yang lain.
Permukaan Bumi mempunyai bentuk yang saling berbeda. Seperti lautan, daratan, gunung, dan masih banyak yang lainnya. Bumi juga disebut sebagai planet biru karena sebagian besar kandungannya adalah air. Bumi juga berevolusi terhadap matahari dan berotasi pada porosnya. Hal itulah yang menyebabkan pasang surut air laut.

B.    Teori-teori terbentuknya Bumi menurut Para Ahli

1.                                       Teori Big Bang (Ledakan Besar)

Ilustrasi Big Bang
               Berdasarkan Theory Big Bang, proses terbentuknya bumi berawal dari puluhan milyar tahun yang lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada porosnya. Putaran tersebut memungkinkan bagian-bagian kecil dan ringan terlempar ke luar dan bagian besar berkumpul di pusat, membentuk cakram raksasa. Suatu saat, gumpalan kabut raksasa itu meledak dengan dahsyat di luar angkasa yang kemudian membentuk galaksi dan nebula-nebula (dalam bukunya Principes Fondamentaux de Philosophie, filosof materialis George Politzer).
  
Selama jangka waktu lebih kurang 4,6 milyar tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk suatu galaksi yang disebut dengan nama Galaksi Bima Sakti, kemudian membentuk sistem tata surya. Sementara itu, bagian ringan yang terlempar ke luar tadi mengalami kondensasi sehingga membentuk gumpalan-gumpalan yang mendingin dan memadat. Kemudian, gumpalan-gumpalan itu membentuk planet-planet, termasuk planet bumi.
·                      Dalam perkembangannya, planet bumi terus mengalami proses secara bertahap hingga terbentuk seperti sekarang ini. Ada tiga tahap dalam proses pembentukan bumi, yaitu:
·                      Awalnya, bumi masih merupakan planet homogen dan belum mengalami perlapisan atau perbedaan unsur.
·                      Pembentukan perlapisan struktur bumi yang diawali dengan terjadinya diferensiasi. Material besi yang berat jenisnya lebih besar akan tenggelam, sedangkan yang berat jenisnya lebih ringan akan bergerak ke permukaan.
·                      Bumi terbagi menjadi lima lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar, dan kerak bumi
Bukti penting lain bagi Big Bang adalah jumlah hidrogen dan helium di ruang angkasa. Dalam berbagai penelitian, diketahui bahwa konsentrasi hidrogen-helium di alam semesta bersesuaian dengan perhitungan teoritis konsentrasi hidrogen-helium sisa peninggalan peristiwa Big Bang. Jika alam semesta tak memiliki permulaan dan jika ia telah ada sejak dulu kala, maka unsur hidrogen ini seharusnya telah habis sama sekali dan berubah menjadi helium.
Segala bukti meyakinkan ini menyebabkan teori Big Bang diterima oleh masyarakat ilmiah. Model Big Bang adalah titik terakhir yang dicapai ilmu pengetahuan tentang asal muasal alam semesta. Begitulah, alam semesta ini telah diciptakan oleh Allah Yang Maha Perkasa dengan sempurna tanpa cacat.

2.                   Teori Bintang Kembar


          Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli Astronomi R.A Lyttleton. Menurut teori ini, galaksi berasal dari kombinasi bintang kembar. Salah satu bintang meledak sehingga banyak material yang terlempar. Karena bintang yang tidak meledak mempunyai gaya gravitasi yang masih kuat, maka sebaran pecahan ledakan bintang tersebut mengelilingi bintang yang tidak meledak itu. Bintang yang tidak meledak itu sekarang disebut dengan matahari, sedangkan pecahan bintang yang lain adalah planet-planet yang mengelilinginya.

3.                   Teori Pasang Surut Gas (Tidal)
Teori ini dikemukakan oleh James Jeans dan Harold Jeffreys pada tahun 1918, yakni bahwa sebuah bintang besar mendekati matahari dalam jarak pendek, sehingga menyebabkan terjadinya pasang surut pada tubuh matahari, saat matahari itu masih berada dalam keadaan gas. Terjadinya pasang surut air laut yang kita kenal di Bumi, ukuranya sangat kecil. Penyebabnya adalah kecilnya massa bulan dan jauhnya jarak bulan ke Bumi (60 kali radius orbit Bumi). Tetapi, jika sebuah bintang yang bermassa hampir sama besar dengan matahari mendekat, maka akan terbentuk semacam gunung-gunung gelombang raksasa pada tubuh matahari, yang disebabkan oleh gaya tarik bintang tadi. Gunung-gunung tersebut akan mencapai tinggi yang luar biasa dan membentuk semacam lidah pijar yang besar sekali, menjulur dari massa matahari dan merentang ke arah bintang besar itu.
Dalam lidah yang panas ini terjadi perapatan gas-gas dan akhirnya kolom-kolom ini akan pecah, lalu berpisah menjadi benda-benda tersendiri, yaitu planet-planet. Bintang besar yang menyebabkan penarikan pada bagian-bagian tubuh matahari tadi, melanjutkan perjalanan di jagat raya, sehingga lambat laun akan hilang pengaruhnya terhadap-planet yang berbentuk tadi.
Planet-planet itu akan berputar mengelilingi matahari dan mengalami proses pendinginan. Proses pendinginan ini berjalan dengan lambat pada planet-planet besar, seperti Yupiter dan Saturnus, sedangkan pada planet-planet kecil seperti Bumi kita, pendinginan berjalan relatif lebih cepat.

4.                   Teori Kabut (Nebula)



Sejak jaman sebelum Masehi, para ahli telah memikirkan proses terjadinya Bumi. Salah satunya adalah teori kabut (nebula) yang dikemukakan oleh Immanuel Kant (1755) dan Piere De Laplace(1796). Mereka terkenal dengan Teori Kabut Kant-Laplace. Dalam teori ini dikemukakan bahwa di jagat raya terdapat gas yang kemudian berkumpul menjadi kabut (nebula). Gaya tarik-menarik antar gas ini membentuk kumpulan kabut yang sangat besar dan berputar semakin cepat. Dalam proses perputaran yang sangat cepat ini, materi kabut bagian khatulistiwa terlempar memisah dan memadat (karena pendinginan). Bagian yang terlempar inilah yang kemudian menjadi planet-planet dalam tata surya. Teori  nebula ini terdiri dari beberapa tahap,yaitu:
·                      Matahari dan planet-planet lainnya masih berbentuk gas, kabut yang begitu pekat dan besar.
·                      Kabut tersebut berputar dan berpilin dengan kuat, dimana pemadatan terjadi di pusat lingkaran yang kemudian membentuk matahari. Pada saat yang bersamaan materi lainpun terbentuk menjadi massa yang lebih kecil dari matahari yang disebut sebagai planet, bergerak mengelilingi matahari.
·                      Materi-materi tersebut tumbuh makin besar dan terus melakukan gerakan secara teratur mengelilingi matahari dalam satu orbit yang tetap dan membentuk Susunan Keluarga Matahari.

5.                   Teori Planetisimal
Pada awal abad ke-20, Forest Ray Moulton, seorang ahli astronomi Amerika bersama rekannya Thomas C.Chamberlain, seorang ahli geologi, mengemukakan teori Planetisimal Hypothesis, yang mengatakan matahari terdiri dari massa gas bermassa besar sekali, Pada suatu saat melintas bintang lain yang ukurannya hampir sama dengan matahari, bintang tersebut melintas begitu dekat sehingga hampir menjadi tabrakan. Karena dekatnya lintasan pengaruh gaya gravitasi antara dua bintang tersebut mengakibatkan tertariknya gas dan materi ringan pada bagian tepi.
Karena pengaruh gaya gravitasi tersebut sebagian materi terlempar meninggalkan permukaan matahari dan permukaan bintang. Materi-materi yang terlempar mulai menyusut dan membentuk gumpalan-gumpalan yang disebut planetisimal. Planetisimal- Planetisimal lalu menjadi dingin dan padat yang pada akhirnya membentuk planet-planet yang mengelilingi matahari.

6.                   Teori Kontraksi (Contraction Theory)
Teori Kontraksi dikemukan oleh Rene Descrates (1596-1650). Descrates menyatakan bahwa bumi semakin lama semakin menyusut dan mengerut karena pendinginan. Proses pendinginan ini membentuk relief dipermukaan bumi seperti gunung, lembah, dan dataran. Pendukung teori ini adalah James Dana (1847) dan Elie de Baumant (1852). Mereka berpendapat bahwa bumi mengalami pengerutan karena terjadi proses pendinginan dibagian dalam bumi. Persistiwa tersebut mengakibatkan bagian permukaan bumi mengerut membentuk pegunungan dan lembah-lembah.

7.                   Teori Dua Benua (Laurasia-Gondawana Theory)
Teori dua benua sering dikenal dengan teori Laurasia Gondawana. Teori ini dikemukaan olehZuess (1884). Zuess menyatakan bahwa bumi pada awalnya terdiri atas dua benua sangat besar, Yaitu Laurasia disekitar kutub utara dan Gondawana disekitar kutub selatan. dua benua tersebut bergerak perlahan ke arah ekuator dan terpecah menjadi benua-benua kecil. Laurasia terpecah membentuk daratan Eropa, Asia, Amerika Utara, dan Greenland. Gondawan terpecah membentuk menjadi Amerika Selatan, India, Australia, Afrika, dan Antartika.

8.                   Teori Apungan Benua (Continental Drift Theory)
Teori apungan benua adalah bahwa pada awalnya di Bumi hanya ada satu benua, yaitu Pangaea, dan satuan lautan, yaitu lautan Tethys. Pangaea terpecah menjadi beberapa benua dan bergerak. Gerak rotasi bumi secara sentrifugal mengakibatkan benua-benua bergerak kearah barat menuju ekuator.

9.                   Teori Konveksi (Convection Theory)
Teori konveksi dikemukakan oleh oleh Arthur Holmes dan Harry H. Hess, kemudian dikembangkan oleh Robert Diesz, mereka menyatakan bahwa didalam bumi yang sangat panas terjadi arus konveksi kearah kulit bumi. Saat arus konveksi membawa materi lava sampai kepermukaan bumi, lava tersebut akan membeku membentuk lapisan kulit lapisan kulit bumi yang baru. Lapisan baru tersebut menggeser dan menggantikan kulit bumi yang lebih tua.

10.               Teori Lempeng Tektonik (Plate Tectonic Theory)
Teori ini muncul setelah Alferd Lothar Wegener seorang ahli meteorologi dan geologi dari Jerman. Wegener mengemukakan bahwa benua yang padat sebenarnya terapung dan bergerak diatas massa yang relatif lembek. Kerak bumi terdiri atas lempeng-lempeng tektonik yang seolah mengapung, bergerak, bergeser diatas lapisan inti bumi yang cair, sangat panas, dan selalu bergolak. pergolakan magma didalam bumi menyebabkan benua-benua bergeser.

Sumber :


Ø  Nurita Nada Novalia
Ø  1PA01
Ø  15516585



Tidak ada komentar:

Posting Komentar