Selasa, 25 Oktober 2016


Ilmu Budaya Dasar Part 2
Nurita Nada (15516585)
1PA01

Cinta dan Kasih Sayang


a.      Latar Belakang
Cinta dan afeksi diagungkan oleh manusia sama seperti benci dan dendam dipelihara dalam hati. Bila tidak ada cinta, tak ada yang namanya rasa benci. Semua yang ada di dunia akan dirasakan datar, tawar, dan hampa. Apa gunanya mencicipi masakan dengan bahan dan resep yang sangat mahal dan lezat namun tidak bisa dinikmati dengan rasa cinta. Dan apa jadinya dunia bila semua orang melakukan pekerjaan hanya semata sebagai pekerjaan tanpa rasa cinta.
Bagaimanapun, bila ditelaah dalam bidang kebahasaan, bahasa Yunani dan bahasa Indonesia mendefinisikan cinta dan sayang dalam makna yang berbeda, ditambah pula dengan kata kasih. Bahasa Yunani Kuno, sama halnya dengan bahasa (dan budaya) Indonesia membedakan tiga hal terkait emosi positif terhadap Area sekitar ini. Karenanya, ada masing-masing pengertian cinta dan kasih sayang dalam bahasa Indonesia yang dipadankan dengan bahasa Yunani Kuno. 

b.      Pengertian
“Cinta adalah eros, sangat erat kaitannya dengan peduli terhadap orang lain yang menuntut adanya hubungan.” Dengan kata lain, cinta ditujukan bagi mereka yang tidak sedarah atau apa pun ikatan yang memiliki rasa peduli yang mendalam.

“Sayang adalah philia, berhubungan erat dengan perasaan yang ditujukan bagi orang-orang terdekat tanpa meminta balasan, seperti kepada orangtua, saudara, sahabat.” Umumnya rasa sayang diberikan kepada mereka yang sedarah atau yang akan dirasa canggung bila melakukan hubungan badan. 

“Kasih adalah agape, sangat berkorelasi dengan perasaan terhadap Sang Maha Pencipta, juga keluarga—atau orang-orang yang sudah sangat dekat dan dianggap seperti kerabat sedarah.”

Dalam tingkatan lain, definisi cinta dan sayang berkaitan dengan keabadaiannya. Rasa sayang tidak akan redup walau apa pun yang dialami serta tidak akan tergerus oleh waktu, sementara cinta pudar seiring waktu berlalu bila tidak ada usaha dari berbagai pihak untuk terus memupuk dan mengembangkannya. Rasa sayang akan abadi, namun cinta bisa cepat hilang dan bahkan berganti dengan lainnya. Bahkan walaupun pada beberapa kejadian merasa sebal terhadap orang tertentu, rasa sayang yang mendominasi tetap tidak akan terhapus. Sementara rasa cinta malah bisa musnah hanya karena bosan. 
Dalam bidang bahasa, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti kata cinta dan sayang cukup dekat dan nyaris tidak bisa dibedakan. Kasih sayang memiliki definisi cinta kasih ataupun belas kasihan. Sementara cinta adalah perasaan suka sekali ataupun sayang benar.

 Pembagian Cinta : 1. Cinta Kepada Tuhan
                                  2. Cinta Kepada Keluarga
                                 3. Cinta Kepada Saudara/Orang lain





c.       Contoh Cinta dan Kasih Sayang dalam kehidupan



           
            Moment ini saya ambil disaat adik saya berulang tahun. Tentu saja, dalam foto ini jelas adalah contoh rasa sayang seorang anak kepada Ibu dengan mencium pipinya. Maksud adik saya mencium pipi Ibu juga merupakan sebagai bukti terima kasih karena telah merawat dan menjaganya selama ini. Dan semua itu tak lepas juga dari rasa sayang seorang Ibu terhadap anaknya hingga bisa menjadi anak yang berbakti kepada orang tua.





            Selanjutnya adalah contoh rasa cinta terhadap lawan jenis yang belum mempunyai ikatan sehingga dapat merajut hubungan yang sah dalam agama. Foto ini saya dapat ketika om dan tante saya menikah belum lama ini. Menurut saya, salah satu kekuatan terbesar dari cinta kepada lawan jenis yang dianggap cocok untuk meniti masa depan bersama adalah dengan melakukan ijab kabul atau pernikahan sesuai dengan peraturan yang ada. Dengan begitu, cinta terhadap lawan jenis tidak akan menimbulkan hal yang tidal diinginkan.




            Cinta tak hanya kepada orang lain, dalam contoh diatas kita dapat lihat cinta bisa kita terapkan kepada tumbuhan sekaligus. Dalam foto ini terlihat anak sekolah sedang mecabuti rumput liar yang tumbuh disekitar pepohonan. Moment ini saya dapat kita saya SMA, kala itu sedang ada kerja bakti disekolah dan sengaja guru di SMA saya menanamkan rasa cinta terhadap lingkungan sekolah dengan selalu menjaganya dengan baik dan benar.

"Jangan pernah meragukan apa arti cinta dan sayang. Karena kecintaan seseorang terhadap orang lain atau sesuatu bisa memberikan kekuatan mahadahsyat hingga ia mampu melakukan apa pun demi rasa cinta dan sayangnya tersebut "

Rabu, 05 Oktober 2016

Laporan Tugas Ilmu Budaya Dasar

Tentang Budaya di sekitar lingkungan rumah


Nama : Nurita Nada Novalia
Kelas : 1PA01
NPM : 15516585

                Budaya adalah sikap atau kebiasaan seseorang serta kelompok yang dilakukan secara terus menerus dan turun menurun. Banyak sekali budaya yang ada di wilayah Indonesia dan di setiap wilayah mempunyai  perbedaan serta ciri khas masing-masing. Budaya dikatakan berkembang apabila seiring dengan berjalannya waktu, budaya tersebut mendapatkan akulturasi dan pencampuran budaya yang satu dengan yang lainnya. Kita, sebagai pemuda penerus bangsa, wajib memelihara dan melestarikan budaya setempat untuk menghormati para leluhur bangsa.
            Pada artikel kali ini, saya akan membahas budaya yang masih ada di llingkungan rumah saya khususnya Kota Depok baik dalam segi manapun. Kota Depok sendiri juga tidak ada sesuatu yang khas dalam segi bahasa, adat, pakaian dan lainnya karena Depok sendiri adalah percampuran antara budaya Jawa Barat dengan DKI Jakarta yang tentunya berbeda. Disini juga saya akan meminta pendapat warga sekitar terutama warga pendatang yang tentunya membawa pengaruh budaya dari daerahnya masing masing.
Menurut saya, budaya di lingkungan rumah saya masih terasa namun sudah tercampur dengan adanya teknologi sehingga budaya yang ada kadang sudah luntur aslinya. Karena daerah lingkungan rumah saya termasuk daerah perkotaan, jadi budaya yang ada juga cepat sekali diterima oleh warga sekitar tanpa diseleksi terlebih dahulu. Contohnya budaya pos ronda. Dulu, pos ronda di lingkungan saya berjalan dengan baik dan dijalankan oleh warga setiap malamnya. Tetapi sekarang seiring berkembangnya teknologi, pos ronda di lingkungan saya sudah tidak ada lagi dan dianggap kuno. Kebanyakan orang menganggap keamanan dan ketertiban kampung sudah aman dengan ramainya warga pada saat ini. Tidak seperti dahulu yang apabila sudah jam 10 malam suasana di lingkungan saya sudah sepi.
           
Sekarang, saya akan menjelaskan tanggapan warga sekitar tentang budaya di lingkungan rumah saya dengan melakukan wawancara kepada 3 orang narasumber.

Wawancara pertama saya lakukan bersama Ibu Martini. Umur beliau sekarang sudah 36 tahun, tinggal di Depok sejak tahun 2005 dengan alasan mencari pekerjaan. Ibu Martini berasal dari keturunan Jawa dengan budayanya yang masih ia lestarikan hingga sekarang yaitu bahasa. Menurutnya, bahasa sehari hari di lingkungann rumah saya sekarang tidak tau jelasnya karena sudah tercampur bahasa lain khususnya yang diucapkan para remaja. Untuk diri sendiri, Ibu Martini masih membiasakan diri dengan bahasa Jawa nya dan berkomunikasi hanya dengan orang Jawa lainnya di lingkungan saya. Namun, lama kelamaan Ibu Martini terbiasa dengan bahasa sehari hari di Depok dan lebih mengikuti bahasa tersebut dibanding bahasa Jawa nya karena sebagian besar warga tidak menggunakan bahasa daerahnya.



Selanjutnya, narasumber saya yang kedua adalah Bapak Musli. Umur beliau sekarang 42 tahun, menetap di Depok dari tahun 2000 dan yang saya bahas bersama beliau tentang adat istiadat. Contohnya perayaan hari besar. Penyambutan hari besar seperti lebaran, di lingkungan saya masih terasa ramai dan di lestarikan. Namun, ada beberapa hal yang sudah luntur contohnya di bulan puasa. Dahulu, ketika menyambut waktu sahur telah tiba biasanya pemuda di kampung berkeliling dengan membawa bedug serta pentungan untuk membangunkan warga sahur. Budaya ini sangat bagus untuk dilestarikan karena tidak menghilangkan budaya dulu. Tetapi, sekarang budaya tersebut tidak dijalankan lagi karena tidak adanya kemauan warga untuk menggerakkan budaya tersebut. Semua itu digantikan dengan teknologi canggih yang dianggap lebih efisien, yaitu alarm hp.



Narasumber saya yang ke 3 adalah Mba Widia. Beliau berumur 25 tahun dan baru menetap di Depok pada awal tahun 2016. Ia berasal dari daerah Sukabumi dan tentunya mempunyai tujuan untuk bekerja disini. Dari wawancara yang saya dapatkan dari segi budaya masakan oleh Mba Widia, menurutnya resep masakan di lingkungan saya sudah tercampur dari beberapa wilayah. Ia tidak kesulitan mendapatkan makanan khas dari daerahnya yaitu Ikan Asin disini. Berhubung di lingkungan saya banyak warga yang berasal dari luar daerah, sebab itu hampir semua masakan dari daerah tertentu ada karena budaya dan resep masakan yang dibawa oleh warga pendatang diterima baik disini. Tidak hanya dari segi masakan, tapi dari segi cara memakannya juga sudah modern. Menurut Mba Widia, di kampung halamannya cara makan disana masih menggunakan cara tradisional yaitu dengan menggunakan tangan dan jarang sekali menggunakan alat makan. Berbeda hal dengan disini, hampir semua orang sudah menggunakan alat makan yang modern.



            Dari uraian dan wawancara diatas, itu hanyalah sebagian dari budaya yang ada di lingkungan rumah saya. Masih banyak budaya lainnya yang tidak saya bahas disini. Kesimpulan yang dapat kita ambil adalah budaya harus kita lestarikan dan dijaga dengan baik agar tidak hilang oleh datangnya budaya budaya baru. Di lingkungan saya sendiri, budaya dari jaman dahulu masih dipegang teguh oleh para warga asli kampung

Selasa, 04 Oktober 2016

BAB KAPILARITAS FISIKA

Kapilaritas

“ Kapilaritas adalah peristiwa naik turunnya permukaan zat cair dalam pipa sempit (sering disebut pipa kapiler).
Peristiwa ini selain disebut kapilaritas sering juga disebut gejala kapiler. Kenaikan dan penurunan permukaan zat cair dalam pipa kapiler ini dipengaruhi oleh gaya adhesi dan kohesi serta tegangan permukaan.

h = 2. γ. cos θ / ρ.g.r
h = kenaikan/penurunan permukaan zat cair dalam pipa
γ = tegangan permukaan
θ = sudut kontak
ρ = massa jenis zat cair (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
r = jari-jari pipa kapiler



Contoh soal kapilaritas 

1.      Sebuah pipa kapiler yang berameter 0,6 mm dimasukkan secara tegak lurus ke dalam sebuah bejana yang berisi air raksa (ρ = 13.600 kg/m3). Sudut kontak raksa dengan dinding pipa adalah 140o. Bila tegangan permukaan raksa adalah 0,06 N/m, maka berapa penurunan raksa dalam pipa kapiler tersebut? ( g = 9,8 m/s2).

                                                                                               
d = 0,6 mm = 6 x 10-4
 m
r = 3 x 10-4
 m
γ = 0,06 N/m
ρ (raksa) = 13.600 kg/m3
g = 9,8 m/s2
θ = 140o
ditanyakan:
 penurunan permukaan raksa di pipa kapiler (h)?
jawab
h = 2.
γ. cos θ / ρ.g.r
h = 2. 0,06. cos 140o
 / 13.600.9,8.3 x 10-4
h = -0,092/ 39,384
h = -0,0023 mm



2. Suatu tabung berdiameter 0,4 cm jika dimasukkan secara vertikal ke dalam air, sudut kontaknya 60°. Jika tegangan permukaan air 0,5 N/m dan g = 10 m/s2, tentukanlah kenaikan air pada tabung.
Jawab
Diketahui: dtabung = 0,4 cm  r = 0,2 cm, θ = 60°, . γ = 0,5 N/m, dan g = 10 m/s2.
h = (2γcosθ)/ρgR
h = (2 . 0,5 . cos 60)/(1 . 10 . 0,2) 
h = 0,025m

Meniskus
Meniskus adalah peristiwa mencekung atau mencembungnya permukaan zat cair.
Berdasarkan bentuk permukaan zat cair, meniskus dibedakan menjadi dua, yaitu meniskus cembung dan meniskus cekung. Meniskus cembung terjadi jika kohesi lebih besar daripada adhesi (kohesi > adhesi). Sedangkan meniskus cekung terjadi jika adhesi lebih besar daripada kohesi (adhesi > kohesi).

Kohesi       : gaya tarik menarik antara partikel partikel yang sejenis.

Viskositas dan Hukum Stokes.

stokes1.jpg
            Viskositas merupakan ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar kecilnya gesekan di dalam fluida. Semakin besar viskositas (kekentalan) fluida, maka semakin sulit suatu fluida untuk mengalir dan juga menunjukkan semakin sulit suatu benda bergerak di dalam fluida tersebut. Di dalam zat cair, viskositas dihasilkan oleh gaya kohesi antara molekul zat cair. Sedangkan dalam gas, viskositas timbul sebagai akibat tumbukan antara molekul gas. Zat cair lebih kental (viskositasnya) daripada gas, sehingga untuk mengalirkan zat cair diperlukan gaya yang lebih besar dibandingkan dengan gaya yang diberikan untuk mangalirkan gas.
viscositas.jpg
Bila sebuah bola (gambar 1.16) yang massa jenisnya lebih besar daripada massa jenis fluida dan berjari-jari r, dimasukkan ke dalam suatu fluida zat cair, maka bola tersebut akan jatuh dipercepat sampai suatu saat kecepatannya maksimum (Vmaks). Pada kecepatan Vmaks ini, benda akan bergerak beraturan karena gaya beratnya sudah diimbangi oleh gaya gesek fluida.
br-22.jpg
Menurut George Stokes besarnya gaya gesek pada fluida inilah yang disebut gaya stokes dengan koefisien viskositasnya η dengan konstanta k = 6πr. Sehingga gaya gesek (gaya stokes) dapat dirumuskan sebagai:
hs-5.jpg
Jika sebuah benda berbentuk bola jatuh bebas dalam suatu fluida kental (gambar 1.17), kecepatannya akan bertambah karena pengaruh gravitasi bumi sehingga mencapai suatu kecepatan terbesar yang tetap. Kecepatan terbesar yang tetap tersebut dinamakan kecepatan terminal. Pada saat kecpatan terminal tercapai, berlaku keadaan:

 hs-4.jpgbenar1.jpg

Pahlawan Indonesia

Cut Nyak Dhien

Cut Nyak Dhien adalah seorang wanita Pahlawan Nasional Indonesia dari Aceh yang berjuang melawan penjajahan Belanda pada masa Perang Aceh.





Biodata
·                     Nama Lengkap : Cut Nyak Dhien
·                     Tempat Lahir : Lampadang, Kesultanan Aceh
·                     Tahun Lahir : 1848
·                     Meninggal : 6 November 1908. Sumedang, Hindia Belanda
·                     Agama : Islam


Kehidupan
Cut Nyak Dhien lahir pada tahun 1848 di Aceh Besar di wilayah VI Mukimm, ia terlahir dari kalangan keluarga bangsawan. Ayahnya bernama Teuku Nanta Seutia, seorang uleebalang, yang juga mempunyai keturunan dari Datuk Makhudum Sati. 
Datuk Makhudum Sati datang ke Aceh pada abad ke 18 ketika kesultanan Aceh diperintah oleh Sultan Jamalul Badrul Munir. Oleh sebab itu, Ayah dari Cut Nyak Dhien merupakan keturunan Minangkabau. Ibu Cut Nyak Dhien adalah putri uleebalang Lampagar.

Pada masa kecil Cut Nyak Dhien, Ia memperoleh pendidikan agama (yang dididik oleh orang tua ataupun guru agama) dan rumah tangga (memasak, melayani suami, dan yang menyangkut kehidupan sehari-hari yang dididik baik oleh orang tuanya). Banyak laki-laki yang suka pada Cut Nyak Dhien dan berusaha melamarnya. Pada usia 12 tahun, ia sudah dinikahkan oleh orang tuanya pada tahun 1862 dengan Teuku Ibrahim Lamnga, putra dari uleebalang Lamnga XIII. Namun pada tahun 1878 Teuku Ibrahim Lamnga suami dari Cut Nyak Dhien tewas karena telah gugur dalam perang melawan Belanda di Gle Tarum pada tanggal 29 Juni 1878.
Meninggalnya Ibrahim Lamnga membuat duka yang mendalam bagi Cut Nyak Dhien. Tidak lama setelah kematian Ibrahim Lamnga, Cut Nyak Dhien dipersunting oleh Teuku Umar pada tahun 1880.
Teuku Umar adalah salah satu tokoh yang melawan Belanda. Pada awalnya Cut Nyak Dhien menolak, tetapi karena Teuku Umar memperbolehkannya ikut serta dalam medan perang, Cut Nyak Dhien setuju untuk menikah dengannya pada tahun 1880. Mereka dikaruniai anak laki-laki yang diberi nama Cut Gambang. Setelah pernikahannya dengan Teuku Umar, ia bersama Teuku Umar bertempur bersama melawan Belanda.


Imam Bonjol

Tuanku Imam Bonjol adalah salah satu pemimpin dan pejuang yang berjuang melawan Belanda dalam peperangan yang dikenal dengan nama Perang Padri. Perang ini merupakan peperangan yang terjadi akibat pertentangan dalam masalah agama sebelum berubah menjadi peperangan melawan penjajahan.
Selain menjadi seorang pejuang, Imam Bonjol juga merupakan seorang ulama yang memiliki cita-cita untuk membersihkan praktek Islam dan mencerdaskan rakyat nusantara dalam wawasan Islam. Ia menuntut ilmu agama di Aceh pada tahun 1800-1802, dia mendapat gelar Malin basa

Biodata
1.                 Nama : Muhamad Shahab
2.                 Tanggal Lahir : 1772, Bonjol, Sumatera Barat, Indonesia
3.                 Meninggal : 6 November 1864, Minahasa
4.                 Kebangsaan : Minangkabau
5.                 Agama : Islam
6.                 Orang tua : Bayanuddin (ayah), Hamatun (ibu)


Biografi
Tuanku Imam Bonjol lahir di Bonjol pada tahun 1772, nama aslinya adalah Muhammad Shahab. Ia lahir dari pasangan Bayanuddin dan Hamatun. Ayahnya adalah seorang alim ulama dari Sungai Rimbang, Suliki. Imam Bonjol belajar agama di Aceh pada tahun 1800-1802, dia mendapat gelar Malin Basa.